Mengenal Penyebab dan Gejala Diabetes Melitus

facebook twitter email whatapps   Senin, 09 September 2024

Mengenal Penyebab dan Gejala Diabetes Melitus

 Diabetes melitus, atau yang lebih dikenal sebagai diabetes, adalah penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah (glukosa) yang abnormal. Glukosa merupakan sumber energi utama tubuh, dan dalam keadaan normal, tubuh menghasilkan insulin untuk membantu glukosa masuk ke dalam sel-sel tubuh untuk digunakan sebagai energi. Pada penderita diabetes, tubuh tidak memproduksi cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin secara efektif, sehingga glukosa menumpuk dalam darah.

 Diabetes melitus merupakan penyakit yang serius dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti penyakit jantung, stroke, kerusakan saraf, penyakit ginjal, dan kerusakan mata. Namun, dengan pengelolaan yang tepat, komplikasi ini dapat dicegah atau ditunda. Artikel ini akan membahas secara komprehensif tentang diabetes melitus, meliputi:

  • Penyebab diabetes melitus
  • Gejala diabetes melitus
  • Jenis-jenis diabetes melitus
  • Diagnosis diabetes melitus
  • Pengobatan diabetes melitus
  • Pencegahan diabetes melitus

Penyebab Diabetes Melitus

 Diabetes melitus terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi atau menggunakan insulin secara efektif. Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas dan berperan dalam mengatur kadar gula darah. Berikut adalah beberapa penyebab utama diabetes melitus:

1. Diabetes Tipe 1

 Diabetes tipe 1, yang dulunya disebut diabetes juvenil atau diabetes tergantung insulin, adalah penyakit autoimun yang menyerang sel-sel beta di pankreas, yang bertanggung jawab untuk memproduksi insulin. Sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang sel-sel beta, sehingga tubuh tidak dapat menghasilkan insulin sama sekali. Penyebab pasti diabetes tipe 1 belum diketahui, tetapi faktor genetik dan faktor lingkungan, seperti infeksi virus, diduga berperan.

2. Diabetes Tipe 2

 Diabetes tipe 2, yang dulunya disebut diabetes dewasa atau diabetes non-insulin-dependen, terjadi ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Sel-sel tubuh menjadi resisten terhadap insulin, sehingga glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel dan menumpuk dalam darah. Penyebab utama diabetes tipe 2 adalah gaya hidup tidak sehat, seperti obesitas, kurang olahraga, dan pola makan yang buruk.

3. Diabetes Gestasional

 Diabetes gestasional adalah diabetes yang terjadi selama kehamilan. Wanita hamil biasanya mengalami resistensi insulin, yang merupakan kondisi normal. Namun, pada beberapa wanita, resistensi insulin ini menjadi lebih parah dan dapat berkembang menjadi diabetes gestasional. Diabetes gestasional biasanya hilang setelah melahirkan, tetapi meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2 di kemudian hari.

4. Diabetes Lain

 Selain tiga jenis utama di atas, ada beberapa jenis diabetes lain yang lebih jarang terjadi, seperti:

  • Diabetes monogenik: Merupakan bentuk diabetes yang diturunkan secara genetik dan biasanya muncul pada masa kanak-kanak.
  • Diabetes akibat defek genetik: Terjadi akibat mutasi pada gen yang terlibat dalam produksi atau fungsi insulin.
  • Diabetes akibat penyakit pankreas: Misalnya, pankreatitis kronis atau kanker pankreas dapat merusak sel-sel beta dan menyebabkan diabetes.
  • Diabetes akibat penggunaan obat tertentu: Beberapa obat, seperti kortikosteroid, dapat meningkatkan kadar gula darah dan menyebabkan diabetes.
  • Diabetes akibat hormon: Penyakit hormon tertentu, seperti sindrom Cushing, dapat menyebabkan diabetes.

Gejala Diabetes Melitus

 Gejala diabetes melitus bisa bervariasi tergantung pada jenis diabetes dan tingkat keparahannya. Pada beberapa orang, gejala mungkin tidak terlihat selama bertahun-tahun. Namun, jika gejala muncul, berikut adalah beberapa gejala yang paling umum:

1. Rasa Haus yang Luar Biasa (Polidipsia)

 Meningkatnya kadar gula darah menyebabkan tubuh mengeluarkan lebih banyak air melalui urine. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi dan rasa haus yang ekstrem.

2. Sering Buang Air Kecil (Poliuria)

 Meningkatnya kadar gula darah dalam darah menyebabkan ginjal bekerja lebih keras untuk menyaring gula tersebut, sehingga volume urine meningkat dan frekuensi buang air kecil menjadi lebih sering, terutama di malam hari.

3. Rasa Lapar yang Tidak Terpuaskan (Polifagia)

 Walaupun tubuh mengonsumsi banyak makanan, glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi, sehingga tubuh merasa lapar terus menerus.

4. Penurunan Berat Badan yang Tidak Disengaja

 Karena glukosa tidak dapat digunakan sebagai energi, tubuh mulai memecah lemak dan otot untuk mendapatkan energi. Hal ini dapat menyebabkan penurunan berat badan yang tidak disengaja.

5. Kelelahan dan Kelemahan

 Kurangnya energi akibat glukosa yang tidak dapat digunakan sebagai energi dapat menyebabkan kelelahan dan kelemahan.

6. Penglihatan Kabur

 Meningkatnya kadar gula darah dapat merusak pembuluh darah kecil di mata, yang dapat menyebabkan penglihatan kabur.

7. Luka yang Lambat Sembuh

 Meningkatnya kadar gula darah dapat memperlambat proses penyembuhan luka.

8. Infeksi Berulang

 Meningkatnya kadar gula darah dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh lebih mudah terkena infeksi.

9. Kesemutan dan Mati Rasa (Neuropati)

 Meningkatnya kadar gula darah dapat merusak saraf, yang dapat menyebabkan kesemutan, mati rasa, dan nyeri pada tangan dan kaki.

10. Bau Mulut

 Meningkatnya kadar gula darah dapat menyebabkan bau mulut, karena tubuh mencoba membuang kelebihan glukosa melalui napas.

 Jika Anda mengalami salah satu dari gejala di atas, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.


Jenis-jenis Diabetes Melitus

 Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ada beberapa jenis diabetes melitus, yang paling umum adalah:

1. Diabetes Tipe 1

 Diabetes tipe 1 merupakan penyakit autoimun yang menyebabkan tubuh tidak dapat memproduksi insulin. Penyakit ini biasanya muncul pada masa kanak-kanak atau remaja, tetapi bisa terjadi pada usia berapa pun. Gejala diabetes tipe 1 biasanya muncul dengan cepat dan dapat mencakup:

  • Rasa haus yang ekstrem
  • Sering buang air kecil
  • Penurunan berat badan yang tidak disengaja
  • Kelelahan dan kelemahan
  • Rasa lapar yang tidak terpuaskan

 Diabetes tipe 1 memerlukan pengobatan dengan insulin seumur hidup. Penderita diabetes tipe 1 harus melakukan pemantauan kadar gula darah secara teratur dan menyesuaikan dosis insulin sesuai kebutuhan.

2. Diabetes Tipe 2

 Diabetes tipe 2 adalah bentuk diabetes yang paling umum. Pada diabetes tipe 2, tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Penyakit ini biasanya berkembang perlahan dan mungkin tidak menimbulkan gejala selama bertahun-tahun. Namun, jika gejala muncul, dapat mencakup:

  • Sering buang air kecil, terutama di malam hari
  • Rasa haus yang berlebihan
  • Penurunan berat badan yang tidak disengaja
  • Kelelahan
  • Luka yang lambat sembuh
  • Infeksi berulang
  • Penglihatan kabur
  • Kesemutan atau mati rasa pada tangan dan kaki

 Pengobatan diabetes tipe 2 biasanya melibatkan perubahan gaya hidup, seperti diet sehat, olahraga teratur, dan penurunan berat badan. Jika perubahan gaya hidup tidak cukup, mungkin diperlukan obat-obatan oral atau insulin untuk membantu mengontrol kadar gula darah.

3. Diabetes Gestasional

 Diabetes gestasional adalah diabetes yang terjadi selama kehamilan. Penyakit ini biasanya hilang setelah melahirkan, tetapi meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2 di kemudian hari. Gejala diabetes gestasional sering kali tidak terlihat, tetapi dapat mencakup:

  • Rasa haus yang berlebihan
  • Sering buang air kecil
  • Penurunan berat badan yang tidak disengaja
  • Kelelahan
  • Infeksi berulang

 Diabetes gestasional biasanya diobati dengan perubahan gaya hidup, seperti diet sehat dan olahraga teratur. Jika perubahan gaya hidup tidak cukup, mungkin diperlukan insulin untuk membantu mengontrol kadar gula darah.

Diagnosis Diabetes Melitus

 Diagnosis diabetes melitus biasanya dilakukan dengan pemeriksaan darah untuk mengukur kadar gula darah. Berikut adalah beberapa tes yang dapat digunakan untuk mendiagnosis diabetes:

1. Tes Gula Darah Puasa (FPG)

 Tes ini dilakukan setelah puasa selama minimal 8 jam. Kadar gula darah puasa normal adalah kurang dari 100 mg/dL (5,6 mmol/L). Kadar gula darah puasa antara 100-125 mg/dL (5,6-6,9 mmol/L) menunjukkan prediabetes. Kadar gula darah puasa 126 mg/dL (7 mmol/L) atau lebih tinggi pada dua kesempatan yang berbeda menunjukkan diabetes.

2. Tes Gula Darah Sewaktu (RBS)

 Tes ini dapat dilakukan kapan saja, tanpa harus berpuasa. Kadar gula darah sewaktu normal adalah kurang dari 200 mg/dL (11,1 mmol/L). Kadar gula darah sewaktu 200 mg/dL (11,1 mmol/L) atau lebih tinggi pada dua kesempatan yang berbeda menunjukkan diabetes.

3. Tes Toleransi Glukosa Oral (OGTT)

 Tes ini dilakukan dengan meminum minuman yang mengandung glukosa, lalu kadar gula darah diukur setelah 2 jam. Kadar gula darah normal setelah 2 jam adalah kurang dari 140 mg/dL (7,8 mmol/L). Kadar gula darah antara 140-199 mg/dL (7,8-11,0 mmol/L) menunjukkan prediabetes. Kadar gula darah 200 mg/dL (11,1 mmol/L) atau lebih tinggi menunjukkan diabetes.

4. Tes Hemoglobin A1c (HbA1c)

 Tes ini mengukur kadar gula darah rata-rata selama 2-3 bulan terakhir. Tes HbA1c berguna untuk menilai kontrol gula darah jangka panjang. Kadar HbA1c normal adalah kurang dari 5,7%. Kadar HbA1c antara 5,7-6,4% menunjukkan prediabetes. Kadar HbA1c 6,5% atau lebih tinggi menunjukkan diabetes.

Pengobatan Diabetes Melitus

 Tujuan pengobatan diabetes melitus adalah untuk mengontrol kadar gula darah dan mencegah atau menunda komplikasi. Pengobatan diabetes melitus bergantung pada jenis diabetes dan tingkat keparahannya. Berikut adalah beberapa metode pengobatan diabetes melitus:

1. Perubahan Gaya Hidup

 Perubahan gaya hidup merupakan bagian penting dalam pengobatan diabetes melitus. Berikut adalah beberapa perubahan gaya hidup yang dapat membantu mengontrol kadar gula darah:

  • Diet sehat: Konsumsi makanan yang kaya serat, buah-buahan, sayuran, dan protein tanpa lemak. Hindari makanan yang tinggi lemak jenuh, gula, dan garam.
  • Olahraga teratur: Lakukan olahraga minimal 30 menit setiap hari, 5 hari dalam seminggu. Olahraga membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan membantu tubuh menggunakan glukosa sebagai energi.
  • Penurunan berat badan: Jika Anda kelebihan berat badan atau obesitas, penurunan berat badan dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan mengontrol kadar gula darah.

2. Obat-obatan Oral

 Untuk diabetes tipe 2, obat-obatan oral dapat membantu mengontrol kadar gula darah. Obat-obatan oral bekerja dengan berbagai cara, misalnya dengan meningkatkan sensitivitas insulin, meningkatkan produksi insulin, atau memperlambat penyerapan glukosa dari usus.

 Beberapa contoh obat-obatan oral untuk diabetes tipe 2:

  • Metformin: Obat ini membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi produksi glukosa oleh hati.
  • Sulfonilurea: Obat ini merangsang pankreas untuk menghasilkan lebih banyak insulin.
  • Meglitinida: Obat ini merangsang pankreas untuk menghasilkan lebih banyak insulin, tetapi hanya bekerja selama waktu makan.
  • Glitazone: Obat ini meningkatkan sensitivitas insulin.
  • Inhibitor α-glukosidase: Obat ini memperlambat penyerapan glukosa dari usus.

3. Insulin

 Insulin adalah hormon yang dibutuhkan tubuh untuk mengatur kadar gula darah. Penderita diabetes tipe 1 harus menggunakan insulin seumur hidup. Penderita diabetes tipe 2 mungkin juga memerlukan insulin jika perubahan gaya hidup dan obat-obatan oral tidak cukup untuk mengontrol kadar gula darah.

 Insulin dapat diberikan dengan berbagai cara, seperti:

  • Suntikan: Insulin dapat disuntikkan di bawah kulit menggunakan jarum suntik atau pena insulin.
  • Pompa insulin: Pompa insulin adalah alat yang terpasang di tubuh yang secara terus menerus meneteskan insulin ke dalam tubuh.

4. Pengobatan Lain

 Selain pengobatan di atas, ada beberapa pengobatan lain yang dapat membantu mengontrol diabetes melitus, seperti:

  • Pembedahan: Pembedahan bariatrik dapat membantu mengontrol diabetes tipe 2 pada orang yang obesitas.
  • Transplantasi pankreas: Transplantasi pankreas dapat menjadi pilihan pengobatan untuk diabetes tipe 1, tetapi merupakan prosedur yang kompleks dan memiliki risiko tertentu.

Pencegahan Diabetes Melitus

 Meskipun tidak semua orang dapat mencegah diabetes, ada langkah-langkah yang dapat Anda ambil untuk mengurangi risiko terkena penyakit ini. Berikut adalah beberapa tips untuk mencegah diabetes melitus:

1. Jaga Berat Badan yang Sehat

 Kelebihan berat badan atau obesitas merupakan faktor risiko utama untuk diabetes tipe 2. Jaga berat badan yang sehat dengan diet seimbang dan olahraga teratur.

2. Makan Diet Sehat

 Konsumsi makanan yang kaya serat, buah-buahan, sayuran, dan protein tanpa lemak. Hindari makanan yang tinggi lemak jenuh, gula, dan garam. Konsumsi makanan olahan secara minimal.

3. Olahraga Teratur

 Lakukan olahraga minimal 30 menit setiap hari, 5 hari dalam seminggu. Olahraga membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan membantu tubuh menggunakan glukosa sebagai energi.

4. Hindari Merokok

 Merokok merupakan faktor risiko untuk diabetes dan penyakit jantung. Berhenti merokok untuk mengurangi risiko terkena diabetes.

5. Konsumsi Alkohol Secukupnya

 Konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan risiko terkena diabetes. Batasi konsumsi alkohol, baik untuk pria maupun wanita.

6. Lakukan Pemeriksaan Kesehatan Secara Rutin

 Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, termasuk pemeriksaan kadar gula darah, untuk mendeteksi diabetes sejak dini. Jika Anda memiliki faktor risiko untuk diabetes, seperti riwayat keluarga diabetes, kelebihan berat badan, atau kurang olahraga, Anda mungkin perlu melakukan pemeriksaan kesehatan secara lebih sering.

 Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang serius, tetapi dengan pengelolaan yang tepat, komplikasi dapat dicegah atau ditunda. Dengan memahami penyebab dan gejala diabetes melitus, Anda dapat melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah dan mengelola penyakit ini.


#DiabetesMelitus
#PenyebabDiabetes
#GejalaDiabetes
#KesehatanDiabetes
#PencegahanDiabetes

Diabetes Melitus Penyebab Diabetes Gejala Diabetes Pencegahan Diabetes Informasi Diabetes 

 View :35
 Publish: Sep 9, 2024

  << Artikel SebelumnyaArtikel Selanjutnya >>  

Artikel Terkait



Oneartikel.com adalah Website Yang Berisi Kumpulan Artikel Terlengkap Dan Terupdate di Indonesia


Copyright © 2024 Kumpulan Artikel Terlengkap Dan Terupdate di Indonesia. All rights reserved.